sibima training and development review mine plan design class 2022

Sibima TnD: Pelaksanaan Pelatihan Kelas Mineplan Design oleh Bima Shabartum (Online Class)

sibima training and development review mine plan design class 2022

Pelatihan Mine Planning Design oleh Bima Shabartum Group: Kembangkan Kemampuan Anda dalam Desain Penambangan

Bima Shabartum Group (BSG) melalui program SiBima Training & Development (TnD) baru-baru ini mengadakan pelatihan Mine Planning Design, sebuah kesempatan emas untuk mengasah keterampilan dalam desain awal penambangan dan perhitungan cadangan. Pelatihan ini penting bagi para profesional di sektor pertambangan yang ingin meningkatkan produktivitas dan efektivitas penambangan mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai pelatihan ini, manfaatnya, serta rencana pengembangan program TnD di masa depan.

Apa Itu Mine Planning Design?

Mine Planning Design adalah proses krusial dalam industri pertambangan yang mencakup perencanaan awal penambangan dan perhitungan cadangan. Kemampuan ini melibatkan perencanaan terperinci dari awal proyek hingga tahap penambangan, termasuk penyusunan jadwal, perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang. Kemampuan ini sangat penting karena secara langsung mempengaruhi produktivitas dan efisiensi operasional tambang.

Detail Pelatihan Mine Planning Design oleh BSG

BSG menyelenggarakan pelatihan Mine Planning Design secara online pada tanggal 25 Juni dan 2 Juli 2022, dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB. Pelatihan ini diadakan pada malam hari untuk menyesuaikan dengan jadwal peserta yang sebagian besar sudah bekerja di sektor pertambangan. Sebelum pelatihan utama, peserta diwajibkan mengikuti trial session pada 24 Mei 2022 untuk mengurangi kesalahan teknis dan memastikan pelatihan berjalan lancar.

Materi dan Pengajaran

Pelatihan ini menghadirkan Bapak Hanif Purnama Gumilar, Section Head Mineplan di PT Putra Perkasa Abadi, sebagai narasumber. Peserta mendapatkan materi mendalam tentang desain penambangan dengan penjelasan yang mudah dipahami. Salah satu peserta, Ranty, menyampaikan apresiasi atas metode pengajaran yang sabar dan jelas dari Bapak Hanif, yang membantu mengatasi berbagai kendala teknis.

Rencana Pengembangan Program TnD BSG

BSG berkomitmen untuk terus mengembangkan program pelatihan melalui SiBima Training & Development. Pada paruh kedua tahun ini, BSG berencana mengadakan kelas pelatihan bulanan yang meliputi:

  1. Kelas GIS
  2. Kelas Basic Mining Software
  3. Kelas Geomodelling
  4. Kelas Mineplanning Design
  5. Kelas Mine Surveyor
  6. Kelas Scheduling

Selain itu, BSG juga sedang mengembangkan kelas di luar software pertambangan untuk mendukung berbagai karir di industri pertambangan.

Kesimpulan

Pelatihan Mine Planning Design oleh BSG merupakan kesempatan berharga untuk meningkatkan kemampuan dalam desain dan perencanaan penambangan. Dengan dukungan dari narasumber berpengalaman dan materi pelatihan yang komprehensif, peserta dapat memaksimalkan potensi mereka di industri pertambangan.

Bima Shabartum Group terus berkomitmen untuk menyediakan pelatihan berkualitas tinggi dan dukungan profesional untuk semua insan pertambangan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelatihan dan layanan konsultasi, hubungi Bima Shabartum Group sebagai Konsultan Tambang dan Lingkungan Terpercaya.

Penulis: Akhsan
Editor: Akhsan

 

Untuk layanan dan jasa konsultan tambang dan lingkungan hubungi kami di
Telpon : 0711-411407
WhatsApp : +62823-7472-2113
Email : admin.palembang@bimashabartum.co.id
Website : bimashabartum.co.id

#KonsultanTambang #KonsultanPertambangan #KonsultanLingkungan
#LingkunganHidup #KonsultanLingkungan #BimaShabartumbimashabartum
#BimaShabartum

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design: Siapkan Diri Jadi Ahli Perencanaan Tambang Mineral Profesional Dalam dunia pertambangan modern, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak perencanaan tambang

Read More »
Bagaimana Alat Produksi mempengaruhi Produktivitas Penambangan

Faktor Alat dalam Produktivitas Penambangan

Bagaimana Alat Produksi mempengaruhi Produktivitas Penambangan

Pengaruh Alat Produksi terhadap Produktivitas Pertambangan: Faktor Utama yang Perlu Diperhatikan

Dalam industri pertambangan, alat produksi memainkan peran krusial dalam menentukan tingkat produktivitas. Selain faktor material dan efisiensi, alat produksi adalah salah satu faktor utama yang dapat dimodifikasi dan dioptimalkan untuk mencapai hasil maksimal. Artikel ini akan membahas bagaimana alat produksi mempengaruhi produktivitas pertambangan dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan efektivitasnya.

1. Cycle Time Alat

Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat produksi untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaannya. Meminimalkan cycle time alat dapat secara langsung meningkatkan produktivitas. Berikut adalah aspek-aspek penting dari cycle time alat:

a. Cycle Time Alat Gali Muat

  • Waktu Menggali (Digging Time): Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk menggali dan mengisi bucket dengan material. Waktu ini dipengaruhi oleh kekerasan material (fragmentasi).

  • Waktu Berputar (Swing Time): Waktu yang diperlukan bucket untuk berputar dalam keadaan penuh dan kosong. Faktor ini dipengaruhi oleh sudut antara alat gali muat dan alat angkut.

  • Waktu Muat (Loading Time): Waktu yang diperlukan untuk menumpahkan material dari bucket ke dump truck hingga bucket siap untuk berputar kembali. Waktu ini juga dipengaruhi oleh fragmentasi material.

b. Cycle Time Alat Angkut

  • Waktu Muat (Loading Time): Cycle time alat gali muat selama memasukkan material ke alat angkut.

  • Waktu Mengangkut Muatan: Waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk membawa material ke tempat penimbunan, dipengaruhi oleh jarak angkut, grade jalan, tahanan gulir, daya cengkeram roda, dan kecepatan alat.

  • Waktu Berputar (Manuver Time): Waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk melakukan persiapan pembongkaran dan pemuatan kembali.

  • Waktu Pembongkaran (Dumping Time): Waktu yang diperlukan untuk membongkar material di tempat penimbunan.

  • Waktu Kembali Kosong: Waktu yang diperlukan alat angkut untuk kembali ke area penggalian dan siap melakukan pemuatan kembali.

2. Match Factor

Match Factor adalah ukuran keserasian antara alat gali muat dan alat angkut dalam satu armada. Faktor ini mempengaruhi efektivitas operasional dan produktivitas keseluruhan. Formula dasar untuk menghitung Match Factor adalah:

  • MF < 1: Alat muat menunggu, sementara alat angkut bekerja penuh.
  • MF = 1: Kedua alat bekerja secara serasi, tanpa ada yang menunggu.
  • MF > 1: Alat angkut menunggu, sementara alat muat bekerja penuh.

3. Spesifikasi/Kapasitas Alat

Spesifikasi alat mencakup kapasitas maksimal yang dapat dilakukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan. Pemilihan alat yang sesuai dengan kondisi kerja dan target produksi sangat penting. Faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan:

  • Ukuran Bucket atau Vessel: Memengaruhi jumlah material yang dapat diangkut dalam satu siklus.

  • Kapasitas Alat: Harus sesuai dengan luas front kerja dan target produksi.

  • Kondisi Kerja: Pemilihan alat harus disesuaikan dengan material yang akan ditambang dan kondisi operasional di lapangan.

Kesimpulan

Optimalisasi alat produksi merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertambangan. Dengan memperhatikan cycle time alat, match factor, dan spesifikasi alat, Anda dapat memaksimalkan efisiensi dan hasil produksi pertambangan. Untuk bimbingan lebih lanjut dalam mengelola dan mengoptimalkan alat produksi pertambangan, Bima Shabartum Group adalah pilihan yang tepat. Sebagai Konsultan Tambang dan Lingkungan Terpercaya, BSG menawarkan layanan konsultasi dan pelatihan untuk membantu Anda mencapai produktivitas optimal di industri pertambangan.

Penulis: Rohmah
Editor: Akhsan

 


Untuk layanan dan jasa konsultan tambang dan lingkungan hubungi kami di
Telpon : 0711-411407
WhatsApp : +62823-7472-2113
Email : admin.palembang@bimashabartum.co.id
Website : bimashabartum.co.id

#KonsultanTambang #KonsultanPertambangan #KonsultanLingkungan
#LingkunganHidup #KonsultanLingkungan #BimaShabartumbimashabartum
#BimaShabartum

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design: Siapkan Diri Jadi Ahli Perencanaan Tambang Mineral Profesional Dalam dunia pertambangan modern, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak perencanaan tambang

Read More »
TAHAPAN PERIZINAN TAMBANG WIUP IUP

INILAH DAFTAR URUTAN MENGURUS IZIN PERTAMBANGAN HINGGA IZIN PRODUKSI

Tata Cara Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral Logam atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan Batubara

TAHAPAN PERIZINAN TAMBANG WIUP IUP
 

Panduan Lengkap Mendapatkan Izin Usaha Pertambangan di Indonesia: Persyaratan dan Prosedur Terbaru

Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah dokumen krusial yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pertambangan di Indonesia. Berdasarkan peraturan terbaru, proses perolehan IUP untuk Mineral Logam dan Batubara kini dilakukan melalui lelang. Artikel ini menjelaskan persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi untuk mendapatkan IUP, baik pada tahap eksplorasi maupun tahap operasi produksi.

Persyaratan untuk Mengikuti Lelang WIUP

Untuk mengikuti lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Mineral Logam atau Batubara, calon peserta harus memenuhi beberapa persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial, sebagai berikut:

1. Persyaratan Administratif

  • Nomor Induk Berusaha: Identifikasi resmi badan usaha.
  • Profil Badan Usaha: Informasi lengkap tentang badan usaha yang berpartisipasi.
  • Susunan Pengurus dan Daftar Pemegang Saham: Daftar pengurus, pemilik manfaat, dan pemegang saham badan usaha, koperasi, atau perusahaan perseorangan.

2. Persyaratan Teknis dan Pengelolaan Lingkungan

  • Pengalaman di Bidang Pertambangan: Calon peserta harus memiliki pengalaman di bidang pertambangan mineral atau batubara atau didukung oleh perusahaan pertambangan lain.
  • Personil Berpengalaman: Memiliki personil dengan pengalaman minimal 3 tahun di bidang pertambangan dan/atau geologi.
  • Surat Pernyataan Lingkungan: Kesanggupan untuk mematuhi peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
  • RKAB Tahunan: Rencana Kerja dan Anggaran Biaya tahunan selama eksplorasi.

3. Persyaratan Finansial

  • Laporan Keuangan: Tiga tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik atau surat keterangan bagi perusahaan baru.
  • Surat Keterangan Fiskal: Sesuai dengan peraturan perpajakan.
  • Jaminan Kesungguhan Lelang: Uang tunai di bank pemerintah sebesar 10% dari nilai kompensasi data informasi.
  • Surat Pernyataan Pembayaran: Kesanggupan membayar nilai penawaran lelang dalam waktu 7 hari setelah pengumuman pemenang.

Tata Cara dan Persyaratan Izin Usaha Pertambangan (IUP)

IUP terdiri dari dua tahap kegiatan: eksplorasi dan operasi produksi. Berikut adalah detail untuk masing-masing tahap:

1. Tahap Eksplorasi

  • Kegiatan: Meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
  • Persyaratan Administratif: Surat permohonan, nomor induk berusaha, dan daftar pemegang saham serta pemilik manfaat.
  • Persyaratan Teknis: Surat pernyataan dari ahli pertambangan atau geologi yang berpengalaman minimal 3 tahun.
  • Persyaratan Lingkungan: Surat pernyataan kesanggupan mematuhi peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
  • Persyaratan Finansial: Bukti jaminan kesungguhan dan pembayaran kompensasi data hasil lelang.

2. Tahap Operasi Produksi

  • Kegiatan: Meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan/pemurnian, pengembangan, pemanfaatan, serta pengangkutan dan penjualan.
  • Persyaratan Administratif: Surat permohonan peningkatan tahap kegiatan, nomor induk berusaha, dan daftar pemegang saham.
  • Persyaratan Teknis: Peta usulan WIUP, laporan eksplorasi, dan laporan studi kelayakan.
  • Persyaratan Lingkungan: Dokumen lingkungan hidup, persetujuan lingkungan, dan rencana reklamasi.
  • Persyaratan Finansial: Laporan keuangan, surat keterangan fiskal, dan bukti pelunasan iuran tetap.

Kesimpulan

Mendapatkan Izin Usaha Pertambangan di Indonesia memerlukan pemenuhan berbagai persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial. Proses lelang untuk WIUP Mineral Logam dan Batubara memastikan bahwa hanya perusahaan yang memenuhi kriteria yang dapat memperoleh izin. Untuk memastikan Anda mematuhi semua peraturan dan mendapatkan IUP dengan lancar, Bima Shabartum Group adalah pilihan yang tepat. Sebagai Konsultan Tambang dan Lingkungan Terpercaya, BSG menawarkan bimbingan dan dukungan dalam seluruh proses perizinan pertambangan, dari pendaftaran lelang hingga kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.

Penulis: Rohmah
Editor: Akhsan

 


Untuk layanan dan jasa konsultan tambang dan lingkungan hubungi kami di
Telpon : 0711-411407
WhatsApp : +62823-7472-2113
Email : admin.palembang@bimashabartum.co.id
Website : bimashabartum.co.id

#KonsultanTambang #KonsultanPertambangan #KonsultanLingkungan
#LingkunganHidup #KonsultanLingkungan #BimaShabartumbimashabartum
#BimaShabartum

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design: Siapkan Diri Jadi Ahli Perencanaan Tambang Mineral Profesional Dalam dunia pertambangan modern, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak perencanaan tambang

Read More »

FAKTOR MATERIAL DALAM PRODUKTIVITAS PERTAMBANGAN

FAKTOR MATERIAL DALAM PRODUKTIVITAS PERTAMBANGAN

aktor Material yang Mempengaruhi Produktivitas Pertambangan

Dalam industri pertambangan, produktivitas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor manusia dan teknologi, tetapi juga oleh faktor material yang memiliki peran krusial. Faktor material ini merujuk pada sifat alami dari material yang ditambang, termasuk jenis batuan dan kondisi geologis di lokasi tambang. Berbeda dengan faktor lainnya, faktor material adalah faktor yang tidak dapat diubah dan harus dikelola dengan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan produktivitas. Berikut adalah beberapa faktor material utama yang mempengaruhi produktivitas dalam pertambangan.

1. Swell Factor: Pengaruhnya pada Produktivitas Alat Angkut

Swell factor adalah perbandingan antara volume material dalam kondisi alami (in-situ) dengan volume material setelah digali dan dipindahkan. Nilai ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persen. Swell factor sangat penting dalam perhitungan produktivitas, terutama dalam menentukan kapasitas alat angkut yang optimal. Semakin tinggi swell factor, semakin besar volume material yang harus diangkut, yang bisa mempengaruhi efisiensi operasi pengangkutan.

2. Densitas Material: Faktor Penentu Produksi dan Penjualan

Densitas material adalah perbandingan antara massa material dengan volumenya. Densitas ini secara langsung mempengaruhi perhitungan produksi dan penjualan material tambang. Material dengan densitas yang lebih tinggi biasanya menghasilkan volume yang lebih kecil untuk jumlah massa yang sama, sehingga penting untuk menghitung densitas dengan akurat agar operasi pertambangan berjalan efisien dan menguntungkan.

3. Bucket Fill Factor (BFF): Efisiensi Penggalian Material

Bucket Fill Factor (BFF) adalah nilai perbandingan antara volume material yang dapat diambil oleh bucket alat gali dengan volume yang seharusnya bisa digali menurut spesifikasi alat. Nilai BFF ini sangat mempengaruhi produktivitas alat gali muat, karena semakin tinggi BFF, semakin banyak material yang bisa diangkut dalam setiap siklus operasi alat gali. Pengoptimalan BFF adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi penggalian.

4. Kekerasan, Persen Penetrasi & Digging Resistance: Tantangan dalam Penggalian

Kekerasan material, persen penetrasi, dan digging resistance merupakan tiga faktor yang saling berkaitan dalam proses penggalian. Material yang lebih keras cenderung memiliki digging resistance yang lebih tinggi, yang berarti persen penetrasi alat akan lebih rendah, dan volume material yang bisa digali akan lebih kecil. Faktor-faktor ini menuntut penggunaan alat yang tepat dan strategi penggalian yang efisien untuk mengatasi tantangan dalam penggalian material yang keras.

5. Ground Pressure: Pengaruh terhadap Operasi Alat Berat

Ground Pressure atau tekanan tanah adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang diberikan oleh berat alat berat pada tanah di lokasi pertambangan. Nilai ini penting untuk memastikan bahwa alat berat dapat beroperasi dengan optimal tanpa merusak permukaan tanah atau mengalami kesulitan dalam bergerak. Ground pressure yang tepat juga membantu dalam meminimalkan dampak lingkungan dan menjaga kestabilan operasi tambang.

Kesimpulan: Optimalkan Produktivitas dengan Manajemen Faktor Material yang Tepat

Mengelola faktor material dengan baik adalah langkah penting untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertambangan. Pemahaman yang mendalam tentang swell factor, densitas material, bucket fill factor, serta tantangan dalam penggalian dan ground pressure akan membantu dalam perencanaan operasi yang lebih efisien.

Untuk mendukung keberhasilan operasi tambang Anda, Bima Shabartum Group hadir sebagai Konsultan Tambang dan Lingkungan Terpercaya. Dengan pengalaman dan keahlian yang mendalam, Bima Shabartum Group siap membantu Anda dalam mengelola berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas tambang, termasuk faktor material, sehingga Anda dapat mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan.

 

Untuk layanan dan jasa konsultan tambang dan lingkungan hubungi kami di
Telpon : 0711-411407
WhatsApp : +62823-7472-2113
Email : admin.palembang@bimashabartum.co.id
Website : bimashabartum.co.id

#KonsultanTambang #KonsultanPertambangan #KonsultanLingkungan
#LingkunganHidup #KonsultanLingkungan #BimaShabartumbimashabartum
#BimaShabartum

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design: Siapkan Diri Jadi Ahli Perencanaan Tambang Mineral Profesional Dalam dunia pertambangan modern, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak perencanaan tambang

Read More »
5cd2779e-7043-4995-8f33-c47ad7229426

Pengukuran Titik Benchmark (BM) PT Bara Selaras Resources

Pengukuran Titik Benchmark (BM) PT Bara Selaras Resources

Kegiatan pengukuran koordinat dan pemasangan patok titik Benchmark (BM) merupakan salah satu kebutuhan bagi PT Bara Selaras Resources, untuk mendapatkan data survei acuan (BM) yang akurat. Proses pengolahan data BM menggunakan referensi dari Kepmen ESDM No.1825K/30/MEM/2018, tentang Pedoman dan Tata Cara Pemasangan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan. Hasil dari kegiatan pengukuran Benchmark (BM) Lokasi, sebanyak 3 (tiga) titik yang terikat secara langsung dengan Jaringan Kontrol Horizontal Nasional (JKHN).

Pelaksanaan pengukuran koordinat titik BM ini dilakukan oleh Tim Survey dari Bima Shabartum. Kegiatan ini dimulai dari pengikatan (reference) dari BM JKG Lahat yang merupakan titik JKHN, untuk kemudian ditransfer ke titik-titik yang dijadikan sebagai BM Lokasi. Lokasi tersebut berada di Desa  Muara Maung dan Desa Telatang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rentang waktu   23 Juni 2022.

Kegiatan pelaksanaan pengukuran koordinat dan pemasangan patok titik benchmark (BM) merupakan kebutuhan Perusahaan, dimana PT Bara Selaras Resources akan membangun jembatan pengangkutan. Pada sekitar area jembatan tersebut belum memiliki titik referensi atau BM sebagai acuan. Pelaksanaan pengukuran titik BM dilakukan dengan menggunakan GNSS/GPS Geodetik guna mendapatkan data pada tingkat presisi dan tingkat akurasi yang tinggi.

 

 

 

Tahapan teknis pengukuran titik BM di wilayah IUP PT Bara Selaras Resources adalah sebagai berikut :
  1. 1. Pengikatan titik base yang dalam hal ini adalah titik BM JKG Lahat yang sudah terikat dari JKHN, kemudian dilakukan pengukuran (transfer) ke BM-01, BM-02 dan BM-03.
  2. Pengukuran atau transfer titik BM menggunakan referensi dari Kepmen ESDM RI 1825K/30/MEM/2018 meliputi sebagai berikut:
    1. Memiliki 1 (satu) buah titik ikat acuan yang terikat oleh JKHN, dalam hal ini BM JKG LAHAT;
    2. Lokasi BM berada pada tanah yang struktur dan kondisinya stabil;
    3. Lokasi BM untuk pengamatan satelit GPS/GNSS memiliki ruang pandang ke atas langit/elevation mask diatas 15º;
    4. Lama pengamatan minimal, paling sedikit 1 (satu) jam, namun dalam hal ini dilakukan lebih dari 2 (dua) jam;
    5. Pengukuran GPS/GNSS metode relatif statik, menggunakan metode radial, dan post processing dengan perataan
  3. Pengolahan Data Hasil Pengukuran

Pengolahan data hasil pengukuran GPS/GNSS titik BM (01 dan 02) dilakukan secara post processing menggunakan perataan baseline; dan Perangkat lunak pengolah data yang digunakan adalah perangkat lunak pengolahan data GPS/GNSS CGO (CHC Geomatic Office) berlisensi atas nama Bima Shabartum.

Ketentuan dari Kepmen ESDM RI No. 1825K/30/MEM/2018, mengatur terkait dengan pengolahan data dari titik BM adalah sebagai berikut:

  1. Solusi ambiguitas untuk baseline pada post processing harus fixed;
  2. Hasil reduksi/hitungan baseline harus memiliki standar deviasi (δ) yangmemenuhi hubungan berikut:
    • δN < δM
    • δE < δM
    • δH < δM

dimana : δM adalah syarat ketelitian pengukuran baseline horizontal dalam tingkat keyakinan 99% (E0.99 = 2.576) dihitung dengan rumus:

δM = 2.576[2(δSA)2 + (δA.d)2]⅟₂,

 

dengan δN, δE adalah komponen standar deviasi baseline, δSA adalah Ketelitian Setting alat (Minimal ± 3 mm) δA adalah ketelitian inheren alat dari manufaktur (misalnya 3 mm + 0.5ppm), serta d adalah panjang baseline dalam kilometer.

  1. Hasil perataan jaring pengolahan data pengukuran GPS/GNSS pengikatan BM (transfer) ke BM JKG Merapi Barat harus lolos uji statistik yang dipersyaratkan secara default oleh perangkat lunak pengolahan data GPS/GNSS.
  2. Nilai PDOP tidak lebih dari 10
  3. Hasil reduksi/hasil hitungan baseline harus memiliki standar deviasi yang memenuhi (δN < δM) dan (δE < δM) dan (δH < δM) dimana δM adalah syarat syarat ketelitian pengukuran baseline horizontal

Penulis: Reno

Editor: Akhsan

746548b6-58fb-40d6-8403-be4a7270d008

Harus Kenali 7 Alat-alat Pendukung Penambangan Ini

Harus Kenali 7 Alat-alat Pendukung Penambangan Ini

Pada proses penambangan alat yang beroperasi tidak hanya Alat Gali Muat dan Alat Angkut lho sobat, berikut adalah beberapa alat berat yang lazim turut serta dalam proses penambangan:

1. Motor Grader

Yaitu alat berat dengan pisau panjang atau yang biasa disebut blade yang digunakan untuk meratakan permukaan dalam proses pekerjaan perataan. Umumnya grader memiliki tiga as roda, dengan mesin dan kabin berada di atas as roda belakang di satu ujung kendaraan dan as ketiga pada bagian ujung depan kendaraan, dengan blade berada di antaranya. Di beberapa negara grader dilengkapi dengan blade kedua yang ditempatkan di bagian depan as roda depan. Rentang kapasitas blade adalah dari 2,50 sampai 7.30 m serta rentang kapasitas mesin mulai dari 93–373 kW (125–500 hp).

 

Motor Grader memiliki peran yang sangat penting di wilayah operasi pertambangan, mengingat wilayah penambangan merupakan wilayah tanah terbuka dengan kondisi awal yang tidak rata. Dalam proses pembuatan jalan di tambang, grader sangat dibutuhkan agar jalan yang dibuat bisa serata mungkin dan semudah mungkin untuk dilalui oleh kendaraan angkut tambang.

2. Bulldozer

Merupakan jenis peralatan pertambangan bertipe traktor yang menggunakan track atau rantai serta dilengkapi dengan pisau atau yang biasa kita sebut sebagai blade yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material. Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa:

  • Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan tambang.
  • Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di hutan atau saat land clearing tmabang

Unit yang banyak di pakai di dunia pertambangan adalah unit yang diproduksi oleh pabrikan asal jepang yang bernama KOMATSU, unit komatsu banyak tersebar hampir di semua pertambangan batubara di indonesia.

3. Water Truck

Adalah kendaraan yang berfungsi sebagai unit pembawa air untuk melakukan berbagai kegiatan diantaranya untuk penyiraman jalan tambang, karena mengingat jalan tambang adalah lahan kosong yang sangat berdebu. Penyiraman jalan tambang oleh water truck ditujukan untuk mengurangi debu yang masuk ke wilayah penduduk sebagai akibat dari proses pertambangan.

 

4. Tower Lamp

Menara lampu biasanya terdiri dari seperangkat penghasil daya berupa genset, lengkap dengan tangki bahan bakarnya. Kemudian dipadukan dengan menara hidrolik yang ketinggiannya bervariasi tergantung dari kebutuhan.

Kebanyakan tambang yang beroperasi di daerah terpencil, membuat keberadaan lighting tower ini sangat dibutuhkan. Sebab, lokasi tambang yang jauh dari jangkaun jaringan listrik, mengharuskan pasokan listrik yang independen dengan kemampuan pencahayaan yang tinggi. Oleh karena itu, syarat utama dari lighting tower ini harus mempunyai daya tahan terhadap segala cuaca dan mudah untuk dipindahkan sesuai dengan lokasi di mana aktivitas pertambangan pada malam hari dilakukan.

 

5. Fuel Truck

Truk pengangkut bahan bakar pada umumnya. Perbedaan kecil truk bahan bakar di tmabang dengan truk bahan bakar pada umumnya adalah terletak pada ban yang digunakan. Biasanya ban truk pengangkut bahan bakar di tambang menggunakan ban khusus yang handal untuk digunakan pada tanah tambang. Fungsi khusus fuel truk pada tambang adalah untuk membawa bahan bakar alat-alat berat pertambangan yang susah berpindah atau tidak dapat berpindah.

6. Water Pump

Saat proses pertambangan berlangsung, pada umumnya akan menciptakan cebakan air baru yang sangat besar dikarenakan penggalian besar-besaran yang dilakukan. Cebakan air ini akan terisi oleh air hujan dan juga air yang keluar dari tanah sebagai akibat dari tanah yang digali. Tempat berkumpulnya air ini disebut sebagai sump. Ketinggian air di sump harus dapat dikendalikan sehingga tidak dapat mengganggu proses penambangan yang berlangsung. Karena itu dibutuhkan water pump untuk menguras air yang telah terkumpul pada sump. Jenis dan tipe water pump yang digunakan sangat bergantung dengan kondisi sump pada tempat penambangan berlangsung.

 

7. Compactor

Dalam pertambangan, compactor atau roller termasuk kategori alat pemadat tanah. Alat ini dipakai untuk memadatkan tanah yang bakal dijadikan jalan, sehingga dump truck bermuatan penuh tidak akan amblas saat melewati jalan tersebut.

 

Penulis: Reno Editor: Akhsan
3732020c-1564-4dde-af48-c1e41fd8f7a6

Dispatch Engineer, Tugasnya Ngapain Aja Ya?

Dispatch Engineer, Tugasnya Ngapain Aja Ya?

Penambangan yang optimal membutuhkan perencanaan dan pengelolaan aktivitas yang sangat kompleks. Salah satu perencanaan dan pengelolaan yang cukup rumit adalah perencanaan dan pengelolaan alat-alat pertambangan. Alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai target optimal produksi penambangan. Oleh karena itu, diadakanlah role khusus yang menangani hal ini yaitu Dispatch Engineer.

 

 

Seorang Dispatch Engineer atau yang biasa disebut Dispatcher di tambang bertujuan untuk mengoptimalkan produksi tambang atau meningkatkan produktivitas dengan menggunakan unit alat semaksimal mungkin. Dispatcher juga bertanggung jawab memantau kinerja alat berat disekitar tambang serta membuat laporan yang realtime dan historical yang ditampilkan dalam komputer yang terinstalasi dispatch software yang ditempatkan di central dispatch sehingga mempermudah dispatcher dalam memantau kegiatan di tambang.

 

Singkatnya, seorang Dispatcher harus memiliki keahlian dasar dan bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Monitoring posisi GPS dozer, drill machine dan excavator
  2. Pengaturan tracking alat-alat tambang
  3. Memonitor peralatan vital dan peralatan berat
  4. Memonitor dump
  5. Management pengeboran
  6. Management pekerjaan lapangan
  7. Kemampuan untuk simulasi
  8. Reporting yang komprehensif

 

Untuk pengecekan jika terjadi kerusakan akan lebih mudah karena dispatcher dapat melihat pergerakan unit dalam tambang. Unit dipantau di central dispatch dengan menggunakan komputer-komputer yang telah terinstalasi dengan dispatch software. Didalam dispatch juga terpasang GPS sehingga unit akan mudah di update karena GPS yang digunakan untuk mengupdate posisi unit yang sedang beroperasi.

 

Penulis: Reno

Editor: Akhsan

 

 

20220623 4 tambang nikel terbesar di indonesia

Inilah 4 Daerah Penghasil Nikel Terbesar di Indonesia

Inilah 4 Daerah Penghasil Nikel Terbesar di Indonesia

Menggali Kekayaan Nikel Indonesia: Daerah Penghasil Terbesar dan Peran Strategis dalam Industri Modern

1. Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara: Sumber Daya Nikel Terbesar di Indonesia

Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menonjol sebagai penghasil nikel terbesar di Indonesia. Dengan cadangan deposit hipotetik mencapai 97,401,593,025.72 ton, Kolaka menjadi wilayah kunci dengan tambang nikel di Pomala dan Latambaga. Keindahan alam lereng dan gunung di Kolaka juga menjanjikan potensi pariwisata yang menarik.

2. Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah: Deretan Tambang Nikel Berkembang

Morowali, Sulawesi Tengah, memiliki luas wilayah 3.037 km2 dan menjadi deretan daftar penghasil nikel terbesar. Daerah Bahadopi, Petasia Timur, Bungku Pesisir, dan Bungku Timur menjadi lokasi tambang nikel yang strategis di Morowali.

3. Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan: Pusat Tambang Nikel di Sulawesi Selatan

Luwu Timur, Sulawesi Selatan, terletak di sebelah selatan katulistiwa dan menyumbang 11,14% luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Tambang nikel di Desa Magani, Kecamatan Nuha, menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, dengan peran utama PT Vale Indonesia.

4. Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara: Sentra Nikel di Maluku

Halmahera Timur, Maluku Utara, menyimpan kekayaan nikel yang signifikan. Wilayah sebaran nikel terdapat di Kecamatan Maba dan Wasilei. Industri nikel di Halmahera Timur, seperti PT Antam Tbk, memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat.

5. Pulau Gag, Papua Barat: Nikel Berkelanjutan di Raja Ampat

Pulau Gag, Papua Barat, menjadi fokus eksplorasi nikel di Indonesia. Wilayah ini ditetapkan sebagai hutan lindung, dengan kegiatan pertambangan terbatas untuk eksplorasi oleh perusahaan seperti PT Aneka Tambang dan PT Gag Nikel. Pembangunan smelter Pulau Gag menandai pertumbuhan produksi nikel yang menjanjikan.

Dengan cadangan nikel yang melimpah, Indonesia memiliki peran strategis dalam industri global, terutama dalam mendukung pengembangan baterai, teknologi, dan infrastruktur modern. Sementara mengoptimalkan potensi ekonomi, penting untuk menjaga keseimbangan antara pertambangan dan keberlanjutan lingkungan.

 

Penulis: Rohmah

Editor: Akhsan

FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

3 FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

Pada proses keseluruhan proses usaha pertambangan, aktivitas penambangan memegang peranan utama atas keberhasilan keseluruhan proses. Penambangan harus berjalan sebaik mungkin dan seefisien mungkin, mengingat bahwa pada proses ini membutuhkan biaya terbesar dibanding keseluruhan proses yang lain. Namun pada pelaksanaanya terdapat banyak tantangan yang harus dilalui agar proses penambangan dapat berjalan dengan lancar, terdapat faktor-faktor yang harus terus diperhatikan yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil produktivitas penambangan. 

FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penambangan pada dasarnya ada tiga:

 

1.    Faktor Material

Material memiliki dampak tersendiri dalam mempengaruhi produktivitas penambangan, beberapa satuan faktor yang diakibatkan dari faktor material ini terdiri dari:

a.   Bucket Fill Factor

b.   Swell Factor

c.   Densitas Material

d.   Ground Pressure

e.   Kekerasan dan Percent Penetration

 

2.    Effisiensi Kerja

Effisiensi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat disiplin kerja, maintenance & Repair alat, cuaca dan curah hujan, serta perawatan jalan. Karena itu biasanya effisiensi kerja dibagi menjadi dua bagian, yaitu effisiensi penggunaan alat dan effisiensi jam kerja.

 

3.    Faktor Alat

Alat yang digunakan dalam proses penambangan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap produktivitas penambangan. Faktor-faktor ini biasnaya dibagi menjadi tiga, yaitu:

a.   Cycle Time Alat

1)   Cycle time Alat gali, dipengaruhi oleh kondisi material insitu, distribusi fragmentasi, sudut swing, keterampilan operator dan match factor

2)   Cycle time alat angkut, dipengaruhi oleh jarak angkut, kemiringan jalan, tahanan gulir, geometri jalan dan kepadanan alat (match factor)

b.   Match Factor (Faktor Kesesuaian)

c.   Kapasitas Alat

 

 

Pada artikel berikutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai cara menghitung effisiensi kerja dan rumus-rumus dalam menghitung cycle time alat. Stay tuned ya . . .