TAHAPAN PERIZINAN TAMBANG WIUP IUP

INILAH DAFTAR URUTAN MENGURUS IZIN PERTAMBANGAN HINGGA IZIN PRODUKSI

Tata Cara Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral Logam atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan Batubara

TAHAPAN PERIZINAN TAMBANG WIUP IUP
 

Panduan Lengkap Mendapatkan Izin Usaha Pertambangan di Indonesia: Persyaratan dan Prosedur Terbaru

Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah dokumen krusial yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pertambangan di Indonesia. Berdasarkan peraturan terbaru, proses perolehan IUP untuk Mineral Logam dan Batubara kini dilakukan melalui lelang. Artikel ini menjelaskan persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi untuk mendapatkan IUP, baik pada tahap eksplorasi maupun tahap operasi produksi.

Persyaratan untuk Mengikuti Lelang WIUP

Untuk mengikuti lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Mineral Logam atau Batubara, calon peserta harus memenuhi beberapa persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial, sebagai berikut:

1. Persyaratan Administratif

  • Nomor Induk Berusaha: Identifikasi resmi badan usaha.
  • Profil Badan Usaha: Informasi lengkap tentang badan usaha yang berpartisipasi.
  • Susunan Pengurus dan Daftar Pemegang Saham: Daftar pengurus, pemilik manfaat, dan pemegang saham badan usaha, koperasi, atau perusahaan perseorangan.

2. Persyaratan Teknis dan Pengelolaan Lingkungan

  • Pengalaman di Bidang Pertambangan: Calon peserta harus memiliki pengalaman di bidang pertambangan mineral atau batubara atau didukung oleh perusahaan pertambangan lain.
  • Personil Berpengalaman: Memiliki personil dengan pengalaman minimal 3 tahun di bidang pertambangan dan/atau geologi.
  • Surat Pernyataan Lingkungan: Kesanggupan untuk mematuhi peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
  • RKAB Tahunan: Rencana Kerja dan Anggaran Biaya tahunan selama eksplorasi.

3. Persyaratan Finansial

  • Laporan Keuangan: Tiga tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik atau surat keterangan bagi perusahaan baru.
  • Surat Keterangan Fiskal: Sesuai dengan peraturan perpajakan.
  • Jaminan Kesungguhan Lelang: Uang tunai di bank pemerintah sebesar 10% dari nilai kompensasi data informasi.
  • Surat Pernyataan Pembayaran: Kesanggupan membayar nilai penawaran lelang dalam waktu 7 hari setelah pengumuman pemenang.

Tata Cara dan Persyaratan Izin Usaha Pertambangan (IUP)

IUP terdiri dari dua tahap kegiatan: eksplorasi dan operasi produksi. Berikut adalah detail untuk masing-masing tahap:

1. Tahap Eksplorasi

  • Kegiatan: Meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
  • Persyaratan Administratif: Surat permohonan, nomor induk berusaha, dan daftar pemegang saham serta pemilik manfaat.
  • Persyaratan Teknis: Surat pernyataan dari ahli pertambangan atau geologi yang berpengalaman minimal 3 tahun.
  • Persyaratan Lingkungan: Surat pernyataan kesanggupan mematuhi peraturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
  • Persyaratan Finansial: Bukti jaminan kesungguhan dan pembayaran kompensasi data hasil lelang.

2. Tahap Operasi Produksi

  • Kegiatan: Meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan/pemurnian, pengembangan, pemanfaatan, serta pengangkutan dan penjualan.
  • Persyaratan Administratif: Surat permohonan peningkatan tahap kegiatan, nomor induk berusaha, dan daftar pemegang saham.
  • Persyaratan Teknis: Peta usulan WIUP, laporan eksplorasi, dan laporan studi kelayakan.
  • Persyaratan Lingkungan: Dokumen lingkungan hidup, persetujuan lingkungan, dan rencana reklamasi.
  • Persyaratan Finansial: Laporan keuangan, surat keterangan fiskal, dan bukti pelunasan iuran tetap.

Kesimpulan

Mendapatkan Izin Usaha Pertambangan di Indonesia memerlukan pemenuhan berbagai persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial. Proses lelang untuk WIUP Mineral Logam dan Batubara memastikan bahwa hanya perusahaan yang memenuhi kriteria yang dapat memperoleh izin. Untuk memastikan Anda mematuhi semua peraturan dan mendapatkan IUP dengan lancar, Bima Shabartum Group adalah pilihan yang tepat. Sebagai Konsultan Tambang dan Lingkungan Terpercaya, BSG menawarkan bimbingan dan dukungan dalam seluruh proses perizinan pertambangan, dari pendaftaran lelang hingga kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.

Penulis: Rohmah
Editor: Akhsan

 


Untuk layanan dan jasa konsultan tambang dan lingkungan hubungi kami di
Telpon : 0711-411407
WhatsApp : +62823-7472-2113
Email : admin.palembang@bimashabartum.co.id
Website : bimashabartum.co.id

#KonsultanTambang #KonsultanPertambangan #KonsultanLingkungan
#LingkunganHidup #KonsultanLingkungan #BimaShabartumbimashabartum
#BimaShabartum

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design: Siapkan Diri Jadi Ahli Perencanaan Tambang Mineral Profesional Dalam dunia pertambangan modern, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak perencanaan tambang

Read More »

6 Konglomerat dari Industri Batubara

6 Konglomerat dari Industri Batubara

Meski sempat mengalami pelemahan beberapa kali, harga batu komoditas bara sejauh ini masih terpantau berada di level yang cukup tinggi. Komoditas ini masih laris manis dan sejumlah analis memprediksi harga batu bara terus naik hingga akhir 2022.

Hal ini dikarenakan kebutuhan Indonesia dan sebagian besar negara di dunia akan batu bara masih terbilang tinggi. Walaupun wacana transisi energi sudah dimulai, tak dipungkiri pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi batu bara.

Tak heran, para pengusaha yang berkecimpung di industri ini semakin cuan. Mereka juga sering masuk ke daftar orang terkaya di Indonesia.

Lantas siapa saja para taipan batu bara ini? Berikut daftarnya:

  1. Theodore Rachmat

Pria bernama lengkap Theodore Permadi Rachmat ini merupakan pengusaha nasional yang sangat berpengalaman di industri batu bara. Dengan kekayaan sebesar USD3,1 miliar atau Rp45,4 triliun, Theodore menempati posisi sebagai orang terkaya di urutan ke-15 di Indonesia versi Forbes.

 

  1. Pandu Sjahrir

Pandu adalah pengusaha batubara ternama yang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama TOBA. Dirinya adalah keponakan dari Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan. Pandu juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI).

 

  1. Garibaldi Thohir atau Boy Thohir

Kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini dikenal sebagai pemiliki PT Adaro Energy. Dirinya adalah Presiden Direktur Adaro yang memiliki saham 6,18 persen di perusahaannya. Forbes mencatat, Garibaldi berada di urutan ke-17 orang terkaya Indonesia dengan harga USD2,6 miliar atau Rp38,131 triliun.

 

  1. Low Tuck Kwong

Pendiri Bayan Resources ini tercatat memiliki saham perusahaan sebesar 55,17 persen. Dirinya tercatat sebagai orang terkaya ke-18 di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan USD2,6 miliar atau Rp38,131 triliun.

 

  1. Peter Sondakh

Pemilik perusahaan Rajawali Corpora ini juga dikenal sebagai salah satu pengusaha batubara tajir di Indonesia. Inspirasi bisnisnya ini mungkin menurun dari ayahnya yang merupakan seorang pebisnis juga. 

Setelah mendirikan sebuah perusahaan investasi bernama Rajawali Corpora pada 1984, dia memperluas jaringan bisnisnya termasuk pada sektor pertambangan dan perkebunan. Dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2021, Peter Sondakh masuk ke dalam daftar tersebut di posisi ke-20. Kekayaan yang dimilikinya mencapai USD2,15 miliar (sekitar Rp30,75 triliun).

  1. Kiki Barki

Kiki Barki dengan perusahaannya PT Harum Energi Tbk tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar di Indonesia. Dilansir situs Forbes, Harum Energi didirikan Kiki pada tahun 1995.

Saat ini, putra sulungnya yang bernama Lawrence Barki menjabat sebagai komisaris utama, sedangkan putra bungsunya Steven Scott Barki menjadi komisaris di perusahaan tersebut. Selain Harum Energi, pengusaha batubara ini juga memiliki tambang batubara milik pribadi yang diberi nama Tanito Harum. Kiki Barki masuk dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2021.

Kiki berada di urutan ke-27 dengan total kekayaan mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp22,88 triliun. (TSA)

 

Penyunting: Bima_Shabartum Source: IDX News, Athika Rahma (Mei 2022)

FAKTOR MATERIAL DALAM PRODUKTIVITAS PERTAMBANGAN

FAKTOR MATERIAL DALAM PRODUKTIVITAS PERTAMBANGAN

aktor Material yang Mempengaruhi Produktivitas Pertambangan

Dalam industri pertambangan, produktivitas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor manusia dan teknologi, tetapi juga oleh faktor material yang memiliki peran krusial. Faktor material ini merujuk pada sifat alami dari material yang ditambang, termasuk jenis batuan dan kondisi geologis di lokasi tambang. Berbeda dengan faktor lainnya, faktor material adalah faktor yang tidak dapat diubah dan harus dikelola dengan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan produktivitas. Berikut adalah beberapa faktor material utama yang mempengaruhi produktivitas dalam pertambangan.

1. Swell Factor: Pengaruhnya pada Produktivitas Alat Angkut

Swell factor adalah perbandingan antara volume material dalam kondisi alami (in-situ) dengan volume material setelah digali dan dipindahkan. Nilai ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persen. Swell factor sangat penting dalam perhitungan produktivitas, terutama dalam menentukan kapasitas alat angkut yang optimal. Semakin tinggi swell factor, semakin besar volume material yang harus diangkut, yang bisa mempengaruhi efisiensi operasi pengangkutan.

2. Densitas Material: Faktor Penentu Produksi dan Penjualan

Densitas material adalah perbandingan antara massa material dengan volumenya. Densitas ini secara langsung mempengaruhi perhitungan produksi dan penjualan material tambang. Material dengan densitas yang lebih tinggi biasanya menghasilkan volume yang lebih kecil untuk jumlah massa yang sama, sehingga penting untuk menghitung densitas dengan akurat agar operasi pertambangan berjalan efisien dan menguntungkan.

3. Bucket Fill Factor (BFF): Efisiensi Penggalian Material

Bucket Fill Factor (BFF) adalah nilai perbandingan antara volume material yang dapat diambil oleh bucket alat gali dengan volume yang seharusnya bisa digali menurut spesifikasi alat. Nilai BFF ini sangat mempengaruhi produktivitas alat gali muat, karena semakin tinggi BFF, semakin banyak material yang bisa diangkut dalam setiap siklus operasi alat gali. Pengoptimalan BFF adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi penggalian.

4. Kekerasan, Persen Penetrasi & Digging Resistance: Tantangan dalam Penggalian

Kekerasan material, persen penetrasi, dan digging resistance merupakan tiga faktor yang saling berkaitan dalam proses penggalian. Material yang lebih keras cenderung memiliki digging resistance yang lebih tinggi, yang berarti persen penetrasi alat akan lebih rendah, dan volume material yang bisa digali akan lebih kecil. Faktor-faktor ini menuntut penggunaan alat yang tepat dan strategi penggalian yang efisien untuk mengatasi tantangan dalam penggalian material yang keras.

5. Ground Pressure: Pengaruh terhadap Operasi Alat Berat

Ground Pressure atau tekanan tanah adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang diberikan oleh berat alat berat pada tanah di lokasi pertambangan. Nilai ini penting untuk memastikan bahwa alat berat dapat beroperasi dengan optimal tanpa merusak permukaan tanah atau mengalami kesulitan dalam bergerak. Ground pressure yang tepat juga membantu dalam meminimalkan dampak lingkungan dan menjaga kestabilan operasi tambang.

Kesimpulan: Optimalkan Produktivitas dengan Manajemen Faktor Material yang Tepat

Mengelola faktor material dengan baik adalah langkah penting untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertambangan. Pemahaman yang mendalam tentang swell factor, densitas material, bucket fill factor, serta tantangan dalam penggalian dan ground pressure akan membantu dalam perencanaan operasi yang lebih efisien.

Untuk mendukung keberhasilan operasi tambang Anda, Bima Shabartum Group hadir sebagai Konsultan Tambang dan Lingkungan Terpercaya. Dengan pengalaman dan keahlian yang mendalam, Bima Shabartum Group siap membantu Anda dalam mengelola berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas tambang, termasuk faktor material, sehingga Anda dapat mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan.

 

Untuk layanan dan jasa konsultan tambang dan lingkungan hubungi kami di
Telpon : 0711-411407
WhatsApp : +62823-7472-2113
Email : admin.palembang@bimashabartum.co.id
Website : bimashabartum.co.id

#KonsultanTambang #KonsultanPertambangan #KonsultanLingkungan
#LingkunganHidup #KonsultanLingkungan #BimaShabartumbimashabartum
#BimaShabartum

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design

Pelatihan Vulcan Foundation & Mine Design: Siapkan Diri Jadi Ahli Perencanaan Tambang Mineral Profesional Dalam dunia pertambangan modern, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak perencanaan tambang

Read More »
5cd2779e-7043-4995-8f33-c47ad7229426

Pengukuran Titik Benchmark (BM) PT Bara Selaras Resources

Pengukuran Titik Benchmark (BM) PT Bara Selaras Resources

Kegiatan pengukuran koordinat dan pemasangan patok titik Benchmark (BM) merupakan salah satu kebutuhan bagi PT Bara Selaras Resources, untuk mendapatkan data survei acuan (BM) yang akurat. Proses pengolahan data BM menggunakan referensi dari Kepmen ESDM No.1825K/30/MEM/2018, tentang Pedoman dan Tata Cara Pemasangan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan. Hasil dari kegiatan pengukuran Benchmark (BM) Lokasi, sebanyak 3 (tiga) titik yang terikat secara langsung dengan Jaringan Kontrol Horizontal Nasional (JKHN).

Pelaksanaan pengukuran koordinat titik BM ini dilakukan oleh Tim Survey dari Bima Shabartum. Kegiatan ini dimulai dari pengikatan (reference) dari BM JKG Lahat yang merupakan titik JKHN, untuk kemudian ditransfer ke titik-titik yang dijadikan sebagai BM Lokasi. Lokasi tersebut berada di Desa  Muara Maung dan Desa Telatang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rentang waktu   23 Juni 2022.

Kegiatan pelaksanaan pengukuran koordinat dan pemasangan patok titik benchmark (BM) merupakan kebutuhan Perusahaan, dimana PT Bara Selaras Resources akan membangun jembatan pengangkutan. Pada sekitar area jembatan tersebut belum memiliki titik referensi atau BM sebagai acuan. Pelaksanaan pengukuran titik BM dilakukan dengan menggunakan GNSS/GPS Geodetik guna mendapatkan data pada tingkat presisi dan tingkat akurasi yang tinggi.

 

 

 

Tahapan teknis pengukuran titik BM di wilayah IUP PT Bara Selaras Resources adalah sebagai berikut :
  1. 1. Pengikatan titik base yang dalam hal ini adalah titik BM JKG Lahat yang sudah terikat dari JKHN, kemudian dilakukan pengukuran (transfer) ke BM-01, BM-02 dan BM-03.
  2. Pengukuran atau transfer titik BM menggunakan referensi dari Kepmen ESDM RI 1825K/30/MEM/2018 meliputi sebagai berikut:
    1. Memiliki 1 (satu) buah titik ikat acuan yang terikat oleh JKHN, dalam hal ini BM JKG LAHAT;
    2. Lokasi BM berada pada tanah yang struktur dan kondisinya stabil;
    3. Lokasi BM untuk pengamatan satelit GPS/GNSS memiliki ruang pandang ke atas langit/elevation mask diatas 15º;
    4. Lama pengamatan minimal, paling sedikit 1 (satu) jam, namun dalam hal ini dilakukan lebih dari 2 (dua) jam;
    5. Pengukuran GPS/GNSS metode relatif statik, menggunakan metode radial, dan post processing dengan perataan
  3. Pengolahan Data Hasil Pengukuran

Pengolahan data hasil pengukuran GPS/GNSS titik BM (01 dan 02) dilakukan secara post processing menggunakan perataan baseline; dan Perangkat lunak pengolah data yang digunakan adalah perangkat lunak pengolahan data GPS/GNSS CGO (CHC Geomatic Office) berlisensi atas nama Bima Shabartum.

Ketentuan dari Kepmen ESDM RI No. 1825K/30/MEM/2018, mengatur terkait dengan pengolahan data dari titik BM adalah sebagai berikut:

  1. Solusi ambiguitas untuk baseline pada post processing harus fixed;
  2. Hasil reduksi/hitungan baseline harus memiliki standar deviasi (δ) yangmemenuhi hubungan berikut:
    • δN < δM
    • δE < δM
    • δH < δM

dimana : δM adalah syarat ketelitian pengukuran baseline horizontal dalam tingkat keyakinan 99% (E0.99 = 2.576) dihitung dengan rumus:

δM = 2.576[2(δSA)2 + (δA.d)2]⅟₂,

 

dengan δN, δE adalah komponen standar deviasi baseline, δSA adalah Ketelitian Setting alat (Minimal ± 3 mm) δA adalah ketelitian inheren alat dari manufaktur (misalnya 3 mm + 0.5ppm), serta d adalah panjang baseline dalam kilometer.

  1. Hasil perataan jaring pengolahan data pengukuran GPS/GNSS pengikatan BM (transfer) ke BM JKG Merapi Barat harus lolos uji statistik yang dipersyaratkan secara default oleh perangkat lunak pengolahan data GPS/GNSS.
  2. Nilai PDOP tidak lebih dari 10
  3. Hasil reduksi/hasil hitungan baseline harus memiliki standar deviasi yang memenuhi (δN < δM) dan (δE < δM) dan (δH < δM) dimana δM adalah syarat syarat ketelitian pengukuran baseline horizontal

Penulis: Reno

Editor: Akhsan

746548b6-58fb-40d6-8403-be4a7270d008

Harus Kenali 7 Alat-alat Pendukung Penambangan Ini

Harus Kenali 7 Alat-alat Pendukung Penambangan Ini

Pada proses penambangan alat yang beroperasi tidak hanya Alat Gali Muat dan Alat Angkut lho sobat, berikut adalah beberapa alat berat yang lazim turut serta dalam proses penambangan:

1. Motor Grader

Yaitu alat berat dengan pisau panjang atau yang biasa disebut blade yang digunakan untuk meratakan permukaan dalam proses pekerjaan perataan. Umumnya grader memiliki tiga as roda, dengan mesin dan kabin berada di atas as roda belakang di satu ujung kendaraan dan as ketiga pada bagian ujung depan kendaraan, dengan blade berada di antaranya. Di beberapa negara grader dilengkapi dengan blade kedua yang ditempatkan di bagian depan as roda depan. Rentang kapasitas blade adalah dari 2,50 sampai 7.30 m serta rentang kapasitas mesin mulai dari 93–373 kW (125–500 hp).

 

Motor Grader memiliki peran yang sangat penting di wilayah operasi pertambangan, mengingat wilayah penambangan merupakan wilayah tanah terbuka dengan kondisi awal yang tidak rata. Dalam proses pembuatan jalan di tambang, grader sangat dibutuhkan agar jalan yang dibuat bisa serata mungkin dan semudah mungkin untuk dilalui oleh kendaraan angkut tambang.

2. Bulldozer

Merupakan jenis peralatan pertambangan bertipe traktor yang menggunakan track atau rantai serta dilengkapi dengan pisau atau yang biasa kita sebut sebagai blade yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material. Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa:

  • Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan tambang.
  • Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di hutan atau saat land clearing tmabang

Unit yang banyak di pakai di dunia pertambangan adalah unit yang diproduksi oleh pabrikan asal jepang yang bernama KOMATSU, unit komatsu banyak tersebar hampir di semua pertambangan batubara di indonesia.

3. Water Truck

Adalah kendaraan yang berfungsi sebagai unit pembawa air untuk melakukan berbagai kegiatan diantaranya untuk penyiraman jalan tambang, karena mengingat jalan tambang adalah lahan kosong yang sangat berdebu. Penyiraman jalan tambang oleh water truck ditujukan untuk mengurangi debu yang masuk ke wilayah penduduk sebagai akibat dari proses pertambangan.

 

4. Tower Lamp

Menara lampu biasanya terdiri dari seperangkat penghasil daya berupa genset, lengkap dengan tangki bahan bakarnya. Kemudian dipadukan dengan menara hidrolik yang ketinggiannya bervariasi tergantung dari kebutuhan.

Kebanyakan tambang yang beroperasi di daerah terpencil, membuat keberadaan lighting tower ini sangat dibutuhkan. Sebab, lokasi tambang yang jauh dari jangkaun jaringan listrik, mengharuskan pasokan listrik yang independen dengan kemampuan pencahayaan yang tinggi. Oleh karena itu, syarat utama dari lighting tower ini harus mempunyai daya tahan terhadap segala cuaca dan mudah untuk dipindahkan sesuai dengan lokasi di mana aktivitas pertambangan pada malam hari dilakukan.

 

5. Fuel Truck

Truk pengangkut bahan bakar pada umumnya. Perbedaan kecil truk bahan bakar di tmabang dengan truk bahan bakar pada umumnya adalah terletak pada ban yang digunakan. Biasanya ban truk pengangkut bahan bakar di tambang menggunakan ban khusus yang handal untuk digunakan pada tanah tambang. Fungsi khusus fuel truk pada tambang adalah untuk membawa bahan bakar alat-alat berat pertambangan yang susah berpindah atau tidak dapat berpindah.

6. Water Pump

Saat proses pertambangan berlangsung, pada umumnya akan menciptakan cebakan air baru yang sangat besar dikarenakan penggalian besar-besaran yang dilakukan. Cebakan air ini akan terisi oleh air hujan dan juga air yang keluar dari tanah sebagai akibat dari tanah yang digali. Tempat berkumpulnya air ini disebut sebagai sump. Ketinggian air di sump harus dapat dikendalikan sehingga tidak dapat mengganggu proses penambangan yang berlangsung. Karena itu dibutuhkan water pump untuk menguras air yang telah terkumpul pada sump. Jenis dan tipe water pump yang digunakan sangat bergantung dengan kondisi sump pada tempat penambangan berlangsung.

 

7. Compactor

Dalam pertambangan, compactor atau roller termasuk kategori alat pemadat tanah. Alat ini dipakai untuk memadatkan tanah yang bakal dijadikan jalan, sehingga dump truck bermuatan penuh tidak akan amblas saat melewati jalan tersebut.

 

Penulis: Reno Editor: Akhsan
3732020c-1564-4dde-af48-c1e41fd8f7a6

Dispatch Engineer, Tugasnya Ngapain Aja Ya?

Dispatch Engineer, Tugasnya Ngapain Aja Ya?

Penambangan yang optimal membutuhkan perencanaan dan pengelolaan aktivitas yang sangat kompleks. Salah satu perencanaan dan pengelolaan yang cukup rumit adalah perencanaan dan pengelolaan alat-alat pertambangan. Alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai target optimal produksi penambangan. Oleh karena itu, diadakanlah role khusus yang menangani hal ini yaitu Dispatch Engineer.

 

 

Seorang Dispatch Engineer atau yang biasa disebut Dispatcher di tambang bertujuan untuk mengoptimalkan produksi tambang atau meningkatkan produktivitas dengan menggunakan unit alat semaksimal mungkin. Dispatcher juga bertanggung jawab memantau kinerja alat berat disekitar tambang serta membuat laporan yang realtime dan historical yang ditampilkan dalam komputer yang terinstalasi dispatch software yang ditempatkan di central dispatch sehingga mempermudah dispatcher dalam memantau kegiatan di tambang.

 

Singkatnya, seorang Dispatcher harus memiliki keahlian dasar dan bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Monitoring posisi GPS dozer, drill machine dan excavator
  2. Pengaturan tracking alat-alat tambang
  3. Memonitor peralatan vital dan peralatan berat
  4. Memonitor dump
  5. Management pengeboran
  6. Management pekerjaan lapangan
  7. Kemampuan untuk simulasi
  8. Reporting yang komprehensif

 

Untuk pengecekan jika terjadi kerusakan akan lebih mudah karena dispatcher dapat melihat pergerakan unit dalam tambang. Unit dipantau di central dispatch dengan menggunakan komputer-komputer yang telah terinstalasi dengan dispatch software. Didalam dispatch juga terpasang GPS sehingga unit akan mudah di update karena GPS yang digunakan untuk mengupdate posisi unit yang sedang beroperasi.

 

Penulis: Reno

Editor: Akhsan

 

 

20220623 4 tambang nikel terbesar di indonesia

Inilah 4 Daerah Penghasil Nikel Terbesar di Indonesia

Inilah 4 Daerah Penghasil Nikel Terbesar di Indonesia

Menggali Kekayaan Nikel Indonesia: Daerah Penghasil Terbesar dan Peran Strategis dalam Industri Modern

1. Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara: Sumber Daya Nikel Terbesar di Indonesia

Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menonjol sebagai penghasil nikel terbesar di Indonesia. Dengan cadangan deposit hipotetik mencapai 97,401,593,025.72 ton, Kolaka menjadi wilayah kunci dengan tambang nikel di Pomala dan Latambaga. Keindahan alam lereng dan gunung di Kolaka juga menjanjikan potensi pariwisata yang menarik.

2. Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah: Deretan Tambang Nikel Berkembang

Morowali, Sulawesi Tengah, memiliki luas wilayah 3.037 km2 dan menjadi deretan daftar penghasil nikel terbesar. Daerah Bahadopi, Petasia Timur, Bungku Pesisir, dan Bungku Timur menjadi lokasi tambang nikel yang strategis di Morowali.

3. Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan: Pusat Tambang Nikel di Sulawesi Selatan

Luwu Timur, Sulawesi Selatan, terletak di sebelah selatan katulistiwa dan menyumbang 11,14% luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Tambang nikel di Desa Magani, Kecamatan Nuha, menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, dengan peran utama PT Vale Indonesia.

4. Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara: Sentra Nikel di Maluku

Halmahera Timur, Maluku Utara, menyimpan kekayaan nikel yang signifikan. Wilayah sebaran nikel terdapat di Kecamatan Maba dan Wasilei. Industri nikel di Halmahera Timur, seperti PT Antam Tbk, memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat.

5. Pulau Gag, Papua Barat: Nikel Berkelanjutan di Raja Ampat

Pulau Gag, Papua Barat, menjadi fokus eksplorasi nikel di Indonesia. Wilayah ini ditetapkan sebagai hutan lindung, dengan kegiatan pertambangan terbatas untuk eksplorasi oleh perusahaan seperti PT Aneka Tambang dan PT Gag Nikel. Pembangunan smelter Pulau Gag menandai pertumbuhan produksi nikel yang menjanjikan.

Dengan cadangan nikel yang melimpah, Indonesia memiliki peran strategis dalam industri global, terutama dalam mendukung pengembangan baterai, teknologi, dan infrastruktur modern. Sementara mengoptimalkan potensi ekonomi, penting untuk menjaga keseimbangan antara pertambangan dan keberlanjutan lingkungan.

 

Penulis: Rohmah

Editor: Akhsan

FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

3 FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

Pada proses keseluruhan proses usaha pertambangan, aktivitas penambangan memegang peranan utama atas keberhasilan keseluruhan proses. Penambangan harus berjalan sebaik mungkin dan seefisien mungkin, mengingat bahwa pada proses ini membutuhkan biaya terbesar dibanding keseluruhan proses yang lain. Namun pada pelaksanaanya terdapat banyak tantangan yang harus dilalui agar proses penambangan dapat berjalan dengan lancar, terdapat faktor-faktor yang harus terus diperhatikan yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil produktivitas penambangan. 

FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penambangan pada dasarnya ada tiga:

 

1.    Faktor Material

Material memiliki dampak tersendiri dalam mempengaruhi produktivitas penambangan, beberapa satuan faktor yang diakibatkan dari faktor material ini terdiri dari:

a.   Bucket Fill Factor

b.   Swell Factor

c.   Densitas Material

d.   Ground Pressure

e.   Kekerasan dan Percent Penetration

 

2.    Effisiensi Kerja

Effisiensi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat disiplin kerja, maintenance & Repair alat, cuaca dan curah hujan, serta perawatan jalan. Karena itu biasanya effisiensi kerja dibagi menjadi dua bagian, yaitu effisiensi penggunaan alat dan effisiensi jam kerja.

 

3.    Faktor Alat

Alat yang digunakan dalam proses penambangan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap produktivitas penambangan. Faktor-faktor ini biasnaya dibagi menjadi tiga, yaitu:

a.   Cycle Time Alat

1)   Cycle time Alat gali, dipengaruhi oleh kondisi material insitu, distribusi fragmentasi, sudut swing, keterampilan operator dan match factor

2)   Cycle time alat angkut, dipengaruhi oleh jarak angkut, kemiringan jalan, tahanan gulir, geometri jalan dan kepadanan alat (match factor)

b.   Match Factor (Faktor Kesesuaian)

c.   Kapasitas Alat

 

 

Pada artikel berikutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai cara menghitung effisiensi kerja dan rumus-rumus dalam menghitung cycle time alat. Stay tuned ya . . .

Sepenting Apa Sih Posisi Quality Control dalam Pertambangan?

Sepenting Apa Sih Posisi Quality Control dalam Pertambangan?

Sepenting Apa Sih Posisi Quality Control dalam Pertambangan?

Kualitas batubara adalah faktor dasar penentuan pengambilan keputusan antara pihak konsumen sebagai pengguna dan pihak produsen sebagai penjual. Hal ini dikarenakan kualitas batubara merupakan faktor utama yang menentukan harga jual batubara tersebut. Karena itu, adalah mutlak suatu proses pemanfaatan batubara harus memiliki sistem penjaminan kualitas batubara.

 

Dalam hal ini quality control atau pengendali mutu bertujuan untuk memonitor kualitas batubara yang dikirim oleh supplier sekaligus untuk mengatur agar kualitas batubara yang dimasukkan kedalam plant sesuai dengan spesifikasi yang sudah di desain atau ditentukan. Pengetahuan mengenai kualitas batubara dan pengetahuan mengenai teknik atau cara quality control batubara mutlak diperlukan dalam implementasi quality control, baik di tambang maupun pihak pengguna atau user.

 

Pengendalian kualitas dari front penambangan sampai ke konsumen menjadi suatu hal yang sangat penting dan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab dari seluruh satuan unit kerja terkait untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya penalti atau penolakan oleh konsumen atas produk yang dikirim. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengetahui maupun menjaga kualitas batubara adalah dengan melakukan analisa terhadap batubara yang telah diproduksi. Quality control secara konsisten diawali dari kegiatan eksplorasi, penambangan proses produksi dan pengapalan atau pengiriman.

 

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa tugas-tugas utama dan peran penting seorang quality control adalah sebagai berikut:

1.     Memonitor kualitas batubara mulai dari data forecast tambang sampai kualitas pengapalan;

2.     Melakukan kontrol terhadap batubara produksi dengan melakukan sampling pada saat batubara telah di crushing;

3.     Membuat rencana setiap pemuatan batubara dan mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer;

4.     Membuat evaluasi perkembangan kualitas mulai dari tambang sampai pengapalan; dan

5.  Mengevaluasi atau mengontrol proces operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga dapat menyimpang dari planning.

6.     Lokasi kerja seorang Quality Control adalah di site tambang, stockpile dan barging.

 

Penulis: Rohmah

 

Editor: Akhsan

4 PLTU Terbesar di Indonesia, Dimana Aja Ya?

4 PLTU Terbesar di Indonesia, Dimana Aja Ya?

4 PLTU Terbesar di Indonesia, Dimana Aja Ya?

Mengenal 4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Terbesar di Indonesia: Solusi untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik dalam Kemajuan Industri

1. PLTU Paiton: Menyuplai Energi untuk Pulau Jawa dan Bali

PLTU Paiton, yang terletak di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi kekuatan utama penyediaan energi dengan kapasitas produksi mencapai 4600 megawatt (MW). Dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), PT Paiton Energy, dan PT Java Power, PLTU Paiton mendukung pasokan listrik ke Pulau Jawa dan Bali.

2. PLTU Suralaya: Energi Kuat untuk Jawa hingga Bali

Berlokasi di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten, PLTU Suralaya memiliki kapasitas produksi 3400 MW, menjadikannya salah satu PLTU terbesar di Indonesia. Menyediakan energi vital, PLTU Suralaya berperan penting dalam mendukung pasokan listrik dari Jawa hingga Bali.

3. PLTU Batang: Proyek Mega yang Beroperasi

PLTU Batang, sebuah proyek megah di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, telah beroperasi sejak akhir tahun 2019. Dengan kapasitas produksi 2 x 1000 MW dan luas tanah mencapai 226 hektare, PLTU Batang memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.

4. PLTU Cirebon: Mendukung Perkembangan Energi Terbarukan

PLTU Cirebon, yang terletak di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memiliki kapasitas produksi sebesar 660 MW. Sementara itu, proyek pengembangan PLTU Cirebon II dengan kapasitas produksi 1000 MW sedang dalam tahap pembangunan, diharapkan rampung pada akhir 2022 mendatang.

Dengan memprioritaskan proyek-proyek PLTU ini, pemerintah Indonesia tidak hanya menyelesaikan tantangan pasokan listrik tetapi juga mengokohkan fondasi untuk kemajuan industri dan teknologi di tanah air. Proyek-proyek ini menjadi tonggak penting dalam mencapai kemandirian energi dan memastikan pertumbuhan berkelanjutan.