logo pt bima shabartum gemilang bsg
Ini 5 Resiko yang Akan Anda Hadapi Ketika Berkarir di Tambang

Sebagian orang mungkin mengidamkan bekerja di sektor-sektor bergengsi seperti sektor pertambangan. Salah satu penyebabnya lantaran memiliki gaji yang tinggi seperti di sektor pertambangan emas, batu bara atau pun pertambangan minyak dan gas bumi (migas).

Namun demikian, di balik semua itu, ada beberapa risiko yang dapat mengancammu saat memutuskan diri untuk bekerja di sektor pertambangan, apalagi bagi kamu yang terjun langsung bekerja sebagai pekerja di lapangan.

Untuk itu sebelum kamu memutuskan untuk berkarier di sektor bergengsi ini, sebaiknya ketahui terlebih dahulu beberapa risiko bekerja di sektor bertambangan. Berikut ini 5 diantaranya.

1. Waktu dengan keluarga semakin berkurang

Gak bisa dipungkiri, bekerja di sektor pertambangan membuat waktumu bersama keluarga menjadi tidak maksimal. Hal ini karena tuntutan pekerjaan yang membuatmu harus selalu berada di lapangan, apalagi jika kamu mengemban tugas sebagai engineering yang tidak boleh absen begitu saja dalam mengawasi proyek tambang yang sedang berlangsung.

Misalnya jika kamu bekerja di proyek migas lepas pantai, tentu kamu harus senantiasa berada di anjungan atau rig lepas pantai selama beberapa bulan. Kamu baru bisa menemui keluarga di rumah saat waktu liburmu telah tiba.

2. Rentan terjadi kecelakaan kerja

Risiko kecelakaan kerja kerap mengancam setiap pekerja yang bekerja di lapangan, seperti para pekerja di sektor pertambangan. Tidak sedikit informasi berita yang kita saksikan di media terkait kecelakaan kerja di wilayah pertambangan seperti meledaknya sumur hasil pengeboran migas, atau pipa gas yang bocor sehingga menyebabkan kebakaran, hingga kecelakaan kerja lainnya.

Untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja, beberapa perusahaan di sektor tambang mewajibkan setiap pekerjanya untuk mematuhi aturan keselamatan kerja untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Misalnya dengan wajib memakai atribut atau seragam tersendiri saat memasuki kawasan proyek.

3. Berisiko terkena gas atau zat kimia berbahaya

 

Bekerja di lapangan pada sektor pertambangan memang rentan terkena gas atau zat kimia berbahaya. Contohnya saja di sektor hulu migas. Apabila pengeboran sumur minyak dilakukan oleh pekerja tambang migas, maka akan ditemukan gas-gas berbahaya seperti hidrogen sulfida atau H2S. Gas jenis ini jika terhirup oleh hidung maka dapat menutup saluran pernapasan.

4. Terancam kena PHKntos

Meski bergaji tinggi, bukan tidak mungkin pekerja di sektor pertambangan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Momen PHK biasanya terjadi jika perusahaan mengeluarkan pengumuman PHK massal.

Ada beberapa faktor utama yang membuat perusahaan tambang melakukan PHK bagi pekerjanya, salah satunya karena harga komoditas tambang yang terus mengalami tren penurunan sehingga perusahaan pun melakukan efisiensi agar tidak gulung tikar.

Misalnya saja jika harga minyak dunia terus mengalami tren penurunan, maka perusahaan migas di beberapa belahan dunia melakukan PHK bagi ribuan karyawannya. Begitu juga bagi sektor tambang seperti batu bara, jika harga komoditas batu bara tak kunjung membaik, PHK pun menjadi jalan terakhir untuk dilakukan perusahaan.

5. Rentan terkena penyakit kronis

Kesehatan adalah kekayaan paling mahal yang harus dijaga oleh setiap orang. Untuk itu menjaga kesehatan sangat penting agar terhindar dari risiko penyakit berbaya. Adapun jika kamu menjadi pekerja lapangan di sektor pertambangan, maka risiko terkena penyakit kronis jadi ancaman.

Salah satu contohnya adalah penyakit Pneumoconisosis yang dapat menyerang pekerja tambang batu bara. Menurut International Labour Organization (ILO), penyakit ini adalah kelainan akibat penumpukan debu di dalam paru-paru. Debu tersebut berasal dari debu-debu batu bara, mineral, timah dan beberapa mineral lainnya. Jika terkena penyakit ini maka gejalanya berupa sesak napas juga batuk.

Demikianlah 5 risiko bekerja di sektor pertambangan. Ketahuilah setiap pekerjaan memiliki risiko,  dan semua  pilihan ada di tanganmu. Bagaimana, kamu siap menjadi pekerja di sektor tambang?

Source: idntimes.com, Anggita Rezki Amelia (2019)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *